Langsung ke konten utama

Romantis


Romantis itu
Mungkin saja
Menyematkan cincin berlian meski tak tertera karatnya , kalau nggak ada cincin perak juga tak mengapa
Melingkarkan kalung berliontin hati sepasang
Membawa dinner berduaan saja di rumah makan nan temaram dengan iringan instrumentalia klasik
Atau membawakan sekeranjang mawar merah,  putih,  kuning,  hijau dan ungu ini bukan balon ya
Setangkai mawar juga tak apalah
Bisikan kata-kata mesra boleh juga
Atau tatapan mata penuh arti
Dan pangilan-pangilan kesayangan kayak cinta, sayang, hanny, hubby 
Ini sih,  seperti yang biasa kita lihat di film atau baca pada novel romatis. 

Nyatanya.... 
Romatis itu tak melulu seperti itu
Meski tiap orang beda rasa 

Istri, 
Cukup dengan kalimat, 
Sudah Bun, biar saja,  tinggalin saja, nanti Abi yang ambil cucian di mesin cuci dan jemur
Atau,  sudah tinggal aja.  Nanti Abi yang kerjain ntar kamu terlambat lho
Kalau si istri akan ada agenda di luar rumah
Rasanya.....seperti tiupan angin sepoi - sepoi di siang yang terik lalu membawa kantuk. 
Terlena
Meski
Sampai si istri pulang balik ke rumah setelah separuh harinya beraktivitas di luar rumah
Lho kok belum dijemur? 
Eh iya lupa..! 
Huaaaa....keburu nggak dapat panas dan nggak kering ntar
Kemudian, masak apa tadi buat sarapan anak-anak
Biasa ceplok telur 
Sudah makan?  Nanti Abi gorengkan telur ya
Tak lama, nasi plus telur yang masih mengepulkan asap panas terhilang
Bahagianya
Lalu sebaris kata syukur menghalau rasa jengkel dan menguapkan amarah

Suami, 
Setiap pulang malam karena ada acara rutin 
Ada saja yang dibawanya
Sebutir jeruk,  kue-kue, mendoan atau martabak dan lainnya
Lalu diangsurkannya ke istrinya 
Dan si istri menolak dengan alasan sudah gosok gigi, nggak mau ngemil malam-malam 
Atau ketika si istri sudah tidur,  diletakkannya di dekat tempat tidur 
Syukurnya nggak di makan semut
Dan ketika istri bangun dari tidur
Kemudian didapatinya  makanan-makanan itu, teh kotak,  kadang coklat atau apalah
Dengan dengan muka lempeng dan perasaan yang biasa-biasa saja si istri berkata, 
Eh ada makanan
Lalu dibagi-bagi ke anak-anak
Dan bertahun kemudian,  si istri baru tahu kalau itu caranya berlaku romantis 
Saat si dia posting di grup whatsApp yang sama-sama mereka ikuti
Ditulisnya kalimat ini
"Ikhwah, setiap pulang dari halaqoh sisakan dan bawakanlah makanan buat istri di rumah. Meski hanya sekedar makanan kecil, tunjukan kalau kalian ingin berbagi dengan istri. Itu salah satu romantisme kita"
Lalu istri baru nyadar, oh jadi selama ini itu cara romantisnya. 
Oh muka lempeng. 

Suami-istri, 
Saling membangunkan di sepertiga malam 
Saling suport untuk taklim 
Dilepas dengan ikhlas, dipermudah dan dibantu saat akan keluar rumah,  untuk kebaikan dan amal sholih 
Ditanya sudah tilawah?  Infaq?  Dhuha dan ibadah rutin harian
Diingatkan akan maksiat yang membinasakan 
Karenanya 
Hidup bersama adalah meniti jalan NYA
Dunia hingga akhirat kelak.  
Aamiin

#romantis eh
#KLIP2020
#Januari14




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Film Pendek Tilik : Antara Tradisi dan Literasi Digital

Sumber : IG ravacanafilm Beberapa hari ini mulai trending film pendek " Tilik ". Film yang sebernarnya sudah di produksi pada tahun 2018 ini sudah ditonton 1,8 juta kali, disukai oleh 144 ribu dan subscriber chanel ini langsung melonjak pernah hari ini menjadi 6,4 ribu. Film pendek garapan Ravacana bekerja sama dengan dinas kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta ini telah beberapa kali ikut festival diantaranya : Winner piala maya tahun 2018 sebagai film pendek terpilih Official selection Jogja -Netpac Asian festival 2018 Official selection word cinema Amsterdam 2019 Film ini mengunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantarnya dengan dilengkapi teks berbahasa Indonesia.  Dan salah satu daya tariknya adalah dialog -dialog berbahasa Jawa yang sangat akrab bagi masyarakat Jawa. Terlebih bagi orang Jawa yang merantau, tentu dialog dalam film ini sedikit mengobati kangen kampung halaman.  Setting tempat dan suasana yang kental dengan nuansa pedesaan di Jawa. Jalan

Lembah Long Ba : Menunggu

Part 6. Menunggu Tinggal sedikit lagi tubuhku lenyap dihisap bayangan hitam itu, seketika aku teringat gambaran Dementors, sebuah roh jahat yang hanya bisa dikalahkan oleh mantra expecto patronum nya Harry Potter dari gurunya Remus Lupin. Lalu cahaya putih menghalangi makhluk itu sehingga tidak bisa menyentuhku. Setelahnya, di dadaku terasa ada yang menyentuh, agak keras namun dingin rasanya. Tiba-tiba aku seperti mendapat suntikan energi, hingga akhirnya bisa membuka mata. Yang pertama tertangkap mata adalah ruangan berdinding putih. Aku berada di sebuah ranjang beralas warna putih juga. Tanganku tak bisa digerakkan, ternyata ada sebuah selang dan jarum menancap di dekat pergelangan tanganku. Belum sempat kuedarkan pandang menyapu seluruh ruangan, Bapak kepala kampung mendekat. "Pak Tegar… . " Disebutnya namaku pelan. Aku hanya bisa mengangguk pelan. "Syukur Alhamdulillah Pak Tegar sudah siuman, " sambung Pak Jauri. Rupanya mereka yang membawaku ketempat ini. Semac

Sekilas Tentang Sapardi Djoko Damono

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu." Ada yang ingat puisi karya siapakah ini? Sapardi Djoko Damono. Iya tepat sekali. Petikan puisi di atas adalah salah satu bait puisi yang romantis dan sangat terkenal, bahkan sering dikutip untuk undangan pernikahan, kalender, poster, dan banyak lagi.  Sastrawan yang produktif menghasilkan karya ini, sering mendapatkan penghargaan atas karyanya, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Anugrah Habibie Award XVIII tahun 2016 pada bidang kebudayaan mengukuhkan namanya sebagai sastrawan terdepan masa kini. Pada tahun 2003, mendapat penghargaan Achmad Bakrie sementara Anugrah SEA Write Award yang telah lebih dahulu diraihnya. Biodata Sapardi Nama : Sapardi Djoko Damono Tempat tanggal lahir : Solo, 20 Maret 1940 Pekerjaan : Sastrawan, Guru Besar Tanggal Meninggal : 19 Juli 2020 Istri : Wardiningsih Anak : Rasti Suryandani dan Rizki Hendriko  Sekilas tentang kehi