Langsung ke konten utama

Dua Sisi Hati

Www.goggle.com

Ku bolak balik undangan berwarna biru muda bergambar mawar merekah, sederhana namun menawan. Hanya berisi beberapa tulisan: nama pengantin, hari dan tanggal serta jam resepsi pernikahannya juga tempat acara. Hanya itu, tanpa petikan ayat Qur'an atau hadist juga kata-kata mutiara. 

Dua nama serta inisial nama depan, tertulis dengan huruf indah terlihat lebih mencolok dibanding tulisan lainnya. 
Sebuah nama, aku sangat mengenalnya, nama sahabatku yang telah sekian purnama ada dalam doaku. Doa agar Allah segerakan pertemuan dengan jodohnya diusia yang sudah selayaknya. Sementara nama yang satunya lagi, tak kutahu pasti, terlebih banyak laki-laki yang mempunyai nama seperti itu. Juga di lingkaran pertemananku, banyak yang bernama depan itu. 

Hatiku berirama riang, sejak sehari kemarin sudah kusiapkan kado yang kupikir terbaik yang mampu kuberikan. Kubungkus dengan kertas biru muda dan pita kuning menyala. Aku memutuskan untuk datang bersama anak bungsuku karena suamiku sedang dinas keluar kota. 

Kata demi kata kueja pelan. Kuulang lagi hingga 2 kali membaca pesan yang tertulis di sebuah grup whatsApp, otakku berasa bekerja selambat gerakan kukang. Sang pemberi pesan, aku sangat mengenalnya. Tapi siapa yang dimaksud dalam pesan pemberitahuan itu? 
Ku scroll kebawah komentar - komentar yang beruntun masuk di grup itu. 

"Barakallah, semoga Allah memberi yang terbaik. "
"Semoga Allah menguatkan yang sedang diuji dengan kesabaran yang berlimpah. "
"Selamat ya, semoga menjadi keluarga yang sakinah. "
Dan masih banyak lagi pesan serupa. 
Seketika nyeri menusuk jantung. 

Aku membuka hape sesaat sebelum pergi ke undangan pernikahan sahabatku itu untuk memesan ojek online. Entah mengapa, sebelum membuka aplikasi mobil online tanganku tergerak membuka grup whatsApp  lingkaran pertemanan. Dan pesan dari salah satu sahabat itu yang pertama kali terbaca. 
"Bahwa antara saya: Mentari dan suami saya : Bintang sudah tidak ada hubungan lagi terlebih sudah ada putusan resmi dari pengadilan agama sejak 3 bulan yang lalu. 
Dan hari ini, (mantan) suami saya : Bintang akan menikah dengan :
seorang akhwat yang bernama Bulan. Alasan dan penyebab perceraian ini, cukup kami berdua yang tahu. "
Dan dari sekian lama waktu berlalu tanpa pernah sedikitpun terdengar permasalahan diantara mereka, hari ini khabar perceraian itu resmi dirilis. Benar-benar kejutan yang tak mengembirakan. 

Kuletakkan gawaiku, kupeluk bungsuku yang sedari tadi menungguku memesan mobil online. Teringat beberapa hari lalu bungsuku menangis tersedu-sedu karena sempat melihatku dan suami berdebat agak sengit. Setelah beberapa saat kutanya mengapa? 
"Aku takut Abi dan Bunda bercerai. "
"Lho... Memang kenapa? "
"Kan Abi dan Bunda marahan gitu. "
"Itu bukan marahan sayang, kita berdiskusi. Habis itu ya baik-baik lagi. Trus memang kenapa kalau cerai? " tanyaku usil. 
"Aku bingung mesti memilih ikut siapa. " Jelasnya sembari tersedu-sedu lagi. 
Seketika terbayang ketiga anak-anak lucu mereka. Ya Allah, kuatkan. Jagalah mereka. 

"Dek, kita ke undangannya nanti siang aja ya. " Kuputuskan menunda datang ke undangan sahabatku yang ternyata menikah dengan mantan suami sahabatku yang lain. 
"Sekalian habis sholat dzuhur aja, kan enak nggak keburu - buru. " Aku butuh waktu sejenak mengurai beragam rasa dalam hatiku. 
Sungguh tak mudah berada di dua sisi hati, bahagia untuk seseorang yang sedang bahagia. Sementara bersedih untuk seseorang yang sedang bersedih. 
Namun apapun itu, semoga ini takdir yang terbaik bagi mereka. 

#KLIP2020
#Januari11

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Film Pendek Tilik : Antara Tradisi dan Literasi Digital

Sumber : IG ravacanafilm Beberapa hari ini mulai trending film pendek " Tilik ". Film yang sebernarnya sudah di produksi pada tahun 2018 ini sudah ditonton 1,8 juta kali, disukai oleh 144 ribu dan subscriber chanel ini langsung melonjak pernah hari ini menjadi 6,4 ribu. Film pendek garapan Ravacana bekerja sama dengan dinas kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta ini telah beberapa kali ikut festival diantaranya : Winner piala maya tahun 2018 sebagai film pendek terpilih Official selection Jogja -Netpac Asian festival 2018 Official selection word cinema Amsterdam 2019 Film ini mengunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantarnya dengan dilengkapi teks berbahasa Indonesia.  Dan salah satu daya tariknya adalah dialog -dialog berbahasa Jawa yang sangat akrab bagi masyarakat Jawa. Terlebih bagi orang Jawa yang merantau, tentu dialog dalam film ini sedikit mengobati kangen kampung halaman.  Setting tempat dan suasana yang kental dengan nuansa...

Lembah Long Ba : Lelaki Berkalung Siung Harimau

Part 3. Lelaki Berkalung Siung Harimau Auuuugh… ! Aku ambruk tanpa sempat menggapai apapun untuk menahan berat badanku. Rasa sakit segera menjalar ketika tubuhku menimpa benda yang ada di bawahku. Sialnya malam begitu gulita benar. "Pak Tegar… . " Suara Simpai terdengar. Aku berusaha bangkit setelah sedikit menguasai keadaan. Rupanya meja yang kutabrak barusan. Mengapa berada tepat di depan pintu kamar, padahal tadinya kuletakkan dekat pintu keluar? "Kenapa mejanya jadi ada disini? " tanyaku pada Simpai. "Eh iya, maaf Pak. Saya geser meja biar tempat buat tidur jadi lebih luas. Juga biar gampang kalau harus keluar rumah, " jawab Simpai sambil menyalakan lentera. "Bapak ada yang luka? " "Sudah, nggak apa-apa. Geser sedikit ke samping pintu kan bisa, " jawabku lalu beranjak balik ke kamar. "Jangan lupa, matikan lagi lenteranya, takut jatuh dan jadi kebakaran. " Malam pun berlalu dengan tenang, tapi bukan tak terjadi apa - apa. ...

Sastra dan Pelajaran Favorit di Sekolah

Buku-buku sastra akan jadi bacaan di sekolah, demikian reaksi para pengiat literasi ketika membaca berita bahwa sastra akan masuk kurikulum. Dalam rangka mengimplementasikan kurikulum merdeka, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong pemanfaatan sastra sebagai sumber belajar. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Standar Badan Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Anindito Aditomo dalam peringatan Hari Buku Nasional 2024. Karya sastra akan menjadi salah satu sumber belajar yang diharapkan dapat meningkatkan minat baca, mendorong berpikir kritis, dan mengasah kreatifitas. Jadi kebayang kan novel-novel sastra jadi bacaan siswa di sekolah. Ikut senang dengar berita ini, meski tak luput dari kritik dan kekurangan sih. Baru-baru ini seorang Budayawan, Nirwan Dewanto membuat surat terbuka yang intinya keberatan dengan buku panduan sastra masuk kurikulum. Termasuk buku puisinya yang dijadikan rujukan, dan masuk daftar bacaan atau buku-buku yang direkomendasi...