Langsung ke konten utama

Bukan Anak Pantai


Dulu saat pertama kali main keluar rumah
Melalui dua jalan besar
Dan kedapatan main di tepi laut dekat rumah
Enaknya panik, hingga keluar nasehat panjang
Lalu emak sadar, apalagi jaman kecil si emak juga suka ngelayap di alam terbuka dari sawah, sungai  hingga hutan
Udah Dek...bebas deh main dialam asal izin dulu mau kemana, sama siapa dan aman 

Di saat terakhir tinggal di Balikpapan, hobby mancingnya tersalurkan tiap sore di kolam dekat komplek.
Kemudian setelah tinggal di Nunukan
Mancing ke sungai, ngubek kolam, nyari ikan di laut dan main bola jadi kegiatan tiap hari.
Luka 
Biasa
Anak lelaki ini,  biasa dapat luka. 
Begitu Abinya menyemangati tiap pulang membawa luka

Hingga suatu hari, terpeleset di dermaga pasar ikan
Tergores tiram
Luka dan berdarah

"Nggak apa kan Bun..? Serunya sambil menahan tangis. 
"Iya, nggak apa asal rajin diobati. Anak laki-laki Dek...biasa itu," Bunda menguatkan hati meski tersisa rasa kuatir.
Luka itu menganga cukup dalam. 

"Bawa ke dokter Bi, " saran Bunda
"Nggak usah,  dicuci bersih dan diobati nanti.  Kalau ke dokter ntar dijahit. Lebih ngeri lagi sakitnya. 

Beberapa hari kemudian setelah istirahat dan menjalani larangan main ke luar. 
"Bun, lukaku sudah nggak sakit kok. Temanku anak sini, kalau luka disiram air laut nggak lama sembuh."
"Aku main diluar ya...,"renggeknga
"Nggak, belum boleh main diluar dan nggak boleh mancing di laut lagi," mendadak diktator.
Eh namanya si anak... Lepas juga main di luar. 
Awalnya hanya melihat temannya main bola
Besoknya lagi sudah ikutan main bola. 

Sepuluh hari selepas mendapat luka
Pusing keluhnya
Demam dihari berikutnya hingga dua hari tak turun panasnya
Selulitis, sebuah kata yang keluar dari dokter spesialis anak saat kami membawanya ke dokter praktek. 
"Harus segera di rawat ya Bu.. Ini rujukannya.  Sila ke rumah sakit umum daerah. "

Dengan masih bingung dimana letak rumah sakit,  maklum kami baru 3 bulan tinggal di kota ini,  akhirnya menyerah dan meminta tolong sopir kantor untuk menjemput dan mengantar kami. 

Sembari menunggu, diperiksa dan diambil tindakan 
Kami mencoba goggling apa itu "selulitis"
Penyakit yang disebabkan bakteri yang ada dia air dan masuk lewat luka. 
Lalu ngeri-ngeri pilu melihat anak disuntik buat infus. 

Pengalaman berharga,  dan semoga tidak terulang lagi ya Dek. 
Cukuplah 4 hari 3 malam di rumah sakit. 
Semoga tubuhnya semakin kebal dengan bakteri yang itu. 

#bukananakpantai
#tinggaldekatpantai






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Film Pendek Tilik : Antara Tradisi dan Literasi Digital

Sumber : IG ravacanafilm Beberapa hari ini mulai trending film pendek " Tilik ". Film yang sebernarnya sudah di produksi pada tahun 2018 ini sudah ditonton 1,8 juta kali, disukai oleh 144 ribu dan subscriber chanel ini langsung melonjak pernah hari ini menjadi 6,4 ribu. Film pendek garapan Ravacana bekerja sama dengan dinas kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta ini telah beberapa kali ikut festival diantaranya : Winner piala maya tahun 2018 sebagai film pendek terpilih Official selection Jogja -Netpac Asian festival 2018 Official selection word cinema Amsterdam 2019 Film ini mengunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantarnya dengan dilengkapi teks berbahasa Indonesia.  Dan salah satu daya tariknya adalah dialog -dialog berbahasa Jawa yang sangat akrab bagi masyarakat Jawa. Terlebih bagi orang Jawa yang merantau, tentu dialog dalam film ini sedikit mengobati kangen kampung halaman.  Setting tempat dan suasana yang kental dengan nuansa...

Lembah Long Ba : Lelaki Berkalung Siung Harimau

Part 3. Lelaki Berkalung Siung Harimau Auuuugh… ! Aku ambruk tanpa sempat menggapai apapun untuk menahan berat badanku. Rasa sakit segera menjalar ketika tubuhku menimpa benda yang ada di bawahku. Sialnya malam begitu gulita benar. "Pak Tegar… . " Suara Simpai terdengar. Aku berusaha bangkit setelah sedikit menguasai keadaan. Rupanya meja yang kutabrak barusan. Mengapa berada tepat di depan pintu kamar, padahal tadinya kuletakkan dekat pintu keluar? "Kenapa mejanya jadi ada disini? " tanyaku pada Simpai. "Eh iya, maaf Pak. Saya geser meja biar tempat buat tidur jadi lebih luas. Juga biar gampang kalau harus keluar rumah, " jawab Simpai sambil menyalakan lentera. "Bapak ada yang luka? " "Sudah, nggak apa-apa. Geser sedikit ke samping pintu kan bisa, " jawabku lalu beranjak balik ke kamar. "Jangan lupa, matikan lagi lenteranya, takut jatuh dan jadi kebakaran. " Malam pun berlalu dengan tenang, tapi bukan tak terjadi apa - apa. ...

Sastra dan Pelajaran Favorit di Sekolah

Buku-buku sastra akan jadi bacaan di sekolah, demikian reaksi para pengiat literasi ketika membaca berita bahwa sastra akan masuk kurikulum. Dalam rangka mengimplementasikan kurikulum merdeka, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong pemanfaatan sastra sebagai sumber belajar. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Standar Badan Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Anindito Aditomo dalam peringatan Hari Buku Nasional 2024. Karya sastra akan menjadi salah satu sumber belajar yang diharapkan dapat meningkatkan minat baca, mendorong berpikir kritis, dan mengasah kreatifitas. Jadi kebayang kan novel-novel sastra jadi bacaan siswa di sekolah. Ikut senang dengar berita ini, meski tak luput dari kritik dan kekurangan sih. Baru-baru ini seorang Budayawan, Nirwan Dewanto membuat surat terbuka yang intinya keberatan dengan buku panduan sastra masuk kurikulum. Termasuk buku puisinya yang dijadikan rujukan, dan masuk daftar bacaan atau buku-buku yang direkomendasi...