Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

Ke Baitullah

Part 5 Berkah dari Kesalahan Karena keberangkatan umroh kita dari Jakarta, maka kami harus menuju Jakarta sebelum tanggal 23 Januari. Pagi menjelang siang di tanggal 22 Januari sampailah kita di Jakarta dan menuju Bekasi. Kami harus menjumpai Ibu yang telah terlebih dahulu dijemput adik dari Bojonegoro dan dibawa ke rumahnya di Bekasi. Bandara Sepinggan Balikpapan, para minimalis yang akan travelling. Hanya ini barang bawaan kami.  Sebelum sampai di Jakarta kami sudah meminta Adik menunjukkan rute termudah menuju rumahnya. Berdasarkan petunjuknya, kami harus naik bis damri dari Cengkareng ke Terminal Kampung Rambutan lanjut grab atau gocar ke Jati Melati. Tapi begitu di pool damri  Cengkareng, suami membeli tiket ke Bekasi kota. Tak apalah, beliau kan pernah kuliah di Jakarta semoga lebih tahu rute terdekat ke Bekasi. Nge WA adik lagi, menceritakan bahwa kita naik damri ke Bekasi. "Waduh, jauh lagi itu mah. Lewat daerah macet lagi. Karena terminalnya di Bekasi Timur

Ke Baitullah

Part 4 Perjalanan 5 Hari di 7 Kota Kantor Imigrasi Madiun Sumber : www.goggle.com pict from Andrew Richard Lega rasanya, urusan  paspor ibu selesai. Menunggu tanggal pengambilan 4 hari kerja setelah pembayaran yang jatuh pada tanggal 4 Januari 2018. Namun tantangan belum usai, berikutnya adalah suntik vaksin meningitis. Setelah pasporku jadi, belum sempat vaksin, aku  sudah terbang ke Jawa dengan asumsi nanti setelah urusan Ibu selesai baru kami vaksin. Ternyata tidak seperti yang diperkirakan, urusan dokumen Ibu molor hingga awal Januari. Jika menunggu sampai paspor ibu jadi, lalu mengantar beliau suntik vaksin meningitis tidak terkejar target waktu vaksinku dan suami.  Pak suami memintaku untuk pulang ke Balikpapan dahulu. Berandai jika membawa dokumenku ke Jawa, masalah vaksin selesai, namun tidak demikian adanya. Baiklah, menurut kata suami saja. Maka tanggal 30 Desember dengan penerbangan sore, aku pulang ke Balikpapan.  Hari terakhir 2017 dan hari 2018, kam

Ke Baitullah

Part 3 Mengurus Paspor 2 Kantor kependudukan dan catatan sipil yang selama sepekan ku datangi. Sumber:www.goggle.com Sebelum pulang kampung, aku meminta adik yang tinggal di kota terdekat rumah ibuku untuk mempersiapkan dokumen ibu agar aku bisa langsung ke kantor imigrasi keesokan harinya.  Membaca kisah urusan paspor di Jawa membuatku agak ngeper. Di kantor imigrasi Surabaya, misalnya bahkan antrian terjadi sejak dinihari, itupun kalau hari itu kuota habis, bisa besok lagi dan lagi.  Pun ketika meminta informasi pada teman yang pernah berurusan dengan kantor Imigrasi Gresik, sama. Padahal ibuku sudah sepuh dan kesehatannya kurang baik. Membawa orang tua antri seharian di kantor imigrasi saja sudah gamang banget, apalagi jika dari dinihari sementara di kota kami belum ada kantor imigrasi.  Aku memcoba mendaftar online dan dapat di kantor imigrasi Gresik.  Adik mengabarkan bahwa ada kesalahan di tanggal lahir ibu, tidak sama antara di eKTP dengan KK. Segera aku me

Ke Baitullah

Part 2. Mengurus Paspor  Setelah bersepakat dengan suami, kami menentukan hari Senin, 4 Desember 2017 ke kantor imigrasi Balikpapan mengurus paspor. Suami izin dan aku sedang kosong tidak mengawas ujian. Deg..deg an juga sih, karena pertama kali dan konon khabarnya urusan keimigrasian ini agak ruwet serta membutuhkan kesabaran. Googling dan mengumpulkan informasi sebanyak - banyaknya tatacara pengurusan pasphor, lalu mendapatkan informasi pendaftaran online. Yeeeaa, dicobalah.  Kami mempersiapkan dokumen yang dipersyaratkan antara lain: KTP, wajib ada dan sudah berupa e-ktp atau kalau belum ada bisa minta surat keterangan pengurusan e-ktp. Asli dan fotocopynya Kartu keluarga, ini juga wajib ada yang asli dan fotocopynya Akta kelahiran, meski tidak wajib, sebaiknya disiapkan buat jaga-jaga jika petugas mencocokkan nama dan nama orang tua.  Ijazah, jika tidak ada akta kelahiran bisa membawa ijazah. Ijazah apa saja boleh, sebaiknya yang sma saja.  Surat nikah, jika akan u

Ke Baitullah

#Part.1 Mengenang perjalanan yang spesial tepat 2 tahun yang lalu. ----- Sore itu kami ngobrol santai, suami bercerita tentang tawaran umroh dari pemilik tanah wakaf di yayasan kami. Umrohnya bulan depan, dengan biaya 23 juta rupiah per orang dan boleh dibayar menjelang keberangkatan. Saat itu bulan Oktober tanggal pertengahan. Kalaupun jadi diambil, awal November kami baru bisa  membayar setelah gajian dan insentif suami keluar. Entah mengapa perasaan kami datar saja. Pengen sih, tapi tidak terlalu mengebu. Lagian dananya belum mencukupi, kata suami akan ada insentif yang cair. Tapi kan sebelum masuk rekening, masih belum pasti. Akhirnya pembicaraan itu berlalu sekedarnya saja. Saat masuk bulan Desember 2017 di grup walisantri ada tawaran umroh, untuk internal santri dan walisantri dapat potongan hingga hanya membayar 21 juta saja per orang. Tiba-tiba suami menawarkan lagi untuk umroh dan membersamai ibu sekalian. Tapi, rasa ragu mengelayuti hatiku... Apakah ini saatny

Pelajaran Sederhana dari Orang Sederhana

Di pasar tadi pagi. "Daun singkong berapa seikat Bu? " tanyaku "Lima ribu dua ikat. " jawab ibu tua penjual. Tak banyak yang dijual, hanya beberapa ikat daun singkong, kancang panjang dan sesisir pisang. Kulihat ada juga daun singkong di lapak besar, tapi aku sengaja membeli sayuran di lapak-lapak sederhana yang isi dagangannya tidak banyak, apalagi jika penjualnya sudah agak tua. Menurutku mereka benar-benar berjualan untuk makan sehari-hari, dan tidak banyak untung yang didapatnya. "Baik Bu, saya ambil 1 ikat saja, karena tidak masak banyak, dirumah kami hanya tinggal 3 orang saja, berapa kalau 1 ikat?" "Seikat 3 ribu." Kuangsurkan uang senilai 4 ribu rupiah, karena disini uang seribuan agak susah dijumpai. Andaipun nanti tidak ada kembaliannya, susah ku ikhlaskan saja seikat daun singkong itu seharga 4 ribu rupiah. Kulihat, ibu penjual itu menyiapkan kembalian. Maka sambil menunggunya, kulihat sesisir pisang raja yang ranum dan berapa

Rezekiku Tak Kan Tertukar

Di Jum'at siang yang terik tadi, seseorang meluncur dari pusat kota Nunukan ke arah Sedadap yang jaraknya berkisar 17 km mengunakan kendaraan umum berupa angkutan kota (angkot). Sopir angkot ini anak muda berkisar 20 an tahun, sedangkan penumpang angkot itu hanya 3 orang. Saat sampai di jalanan lurus kira-kira 11 km dari pusat kota, maklum jalan di kota ini berkelok-kelok meski bukan pegunungan, terlihat di depan beberapa angkot berhenti sejenak lalu pergi lagi meninggalkan calon penumpang, seorang Ibu dengan 3 orang anak. Akhirnya, angkot dengan 3 penumpang tadi sampai di tempat si Ibu tadi dan berhenti. "Apakah lewat Jalan Baru? " tanya si Ibu "Iya Bu, " jawab si sopir angkot. Alih-alih segera naik, si Ibu itu tetap diam mematung. "Ada apa Bu? " tanya sopir angkot lagi. Ragu si Ibu itu menjawab, "Tapi saya tidak punya uang buat membayar ongkos saya dan 3 anak saya ini, " jawab Ibu itu akhirnya. "Ayolah Bu, tak mengapa. N

Balada Ikan

Sebagai orang yang lahir di gunung, tepatnya di lereng sebelah utara pegunungan kapur kendeng, jadi kurang terbiasa makan ikan laut. Apalagi ikan laut segar, paling banter ikan pindang, ikan laut segar yang sudah diawetkan dengan cara direbus dan dibumbui garam. Semetara lauk favorit kami sekeluarga adalah : tentu saja tempe. Maka ketika kemudian tinggal di Balikpapan, sebuah kota yang terletak diantara selat Makassar dan teluk Balikpanan, ikan segar melimpah dengan berbagai  jenis. Meski sepanjang 20 tahun hidup di Balikpapan hanya mengenal beberapa jenis saja, seperti Kakap, Layang, Selar, Biji Nangka serta Bawal. Itupun minus kemampuan membersihkan ikan. Kalau ditanya bagian mana yang harus dibuang, hanya bisa menjawab dengan gelengan kepala. Harusnya belajar dong : Oh no! Bau ikan laut segar sangat luar biasa bagiku. Mampu mengaduk-aduk isi perut bahkan saat perut kosong sekalipun hingga berakhir dengan muntah. Lalu takdir membawa pindah ke Nunukan. Sebuah kabupaten yang bera

Romantis

Romantis itu Mungkin saja Menyematkan cincin berlian meski tak tertera karatnya , kalau nggak ada cincin perak juga tak mengapa Melingkarkan kalung berliontin hati sepasang Membawa dinner berduaan saja di rumah makan nan temaram dengan iringan instrumentalia klasik Atau membawakan sekeranjang mawar merah,  putih,  kuning,  hijau dan ungu ini bukan balon ya Setangkai mawar juga tak apalah Bisikan kata-kata mesra boleh juga Atau tatapan mata penuh arti Dan pangilan-pangilan kesayangan kayak cinta, sayang, hanny, hubby  Ini sih,  seperti yang biasa kita lihat di film atau baca pada novel romatis.  Nyatanya....  Romatis itu tak melulu seperti itu Meski tiap orang beda rasa  Istri,  Cukup dengan kalimat,  Sudah Bun, biar saja,  tinggalin saja, nanti Abi yang ambil cucian di mesin cuci dan jemur Atau,  sudah tinggal aja.  Nanti Abi yang kerjain ntar kamu terlambat lho Kalau si istri akan ada agenda di luar rumah Rasanya.....seperti tiupan angin s

Dua Sisi Hati

Www.goggle.com Ku bolak balik undangan berwarna biru muda bergambar mawar merekah, sederhana namun menawan. Hanya berisi beberapa tulisan: nama pengantin, hari dan tanggal serta jam resepsi pernikahannya juga tempat acara. Hanya itu, tanpa petikan ayat Qur'an atau hadist juga kata-kata mutiara.  Dua nama serta inisial nama depan, tertulis dengan huruf indah terlihat lebih mencolok dibanding tulisan lainnya.  Sebuah nama, aku sangat mengenalnya, nama sahabatku yang telah sekian purnama ada dalam doaku. Doa agar Allah segerakan pertemuan dengan jodohnya diusia yang sudah selayaknya. Sementara nama yang satunya lagi, tak kutahu pasti, terlebih banyak laki-laki yang mempunyai nama seperti itu. Juga di lingkaran pertemananku, banyak yang bernama depan itu.  Hatiku berirama riang, sejak sehari kemarin sudah kusiapkan kado yang kupikir terbaik yang mampu kuberikan. Kubungkus dengan kertas biru muda dan pita kuning menyala. Aku memutuskan untuk datang bersama anak bungsuku

Lintasan Hati

Cinta itu Cinta itu air mata Bagiku hanya terasa nyeri bahkan jauh sebelum aku mengenalnya dengan benar Bertanya apa artiku bagimu Adalah pertanyaan bodoh Karena kutahu Jawaban apapun akan membuatku semakin sakit Tak perlu menuntut balasan yang sepadan Karena cinta akan selalu memberi yang lebih baik. Wajah Tipuan Berada dalam situasi tak biasa Membutuhkan daya tahan Kadang kewarasan harus dijaga Agar tak ada yg terluka Bahkan harus tetap terlihat wajar Karena ada banyak mata Wajah-wajah yang menurut tampilan prima Meski kadang harus menipu Agar rasa tak nampak dalam perilaku Haruskah kehilangan jati diri...? Sampai kapan Semoga tak ada rasa lelah. Kelu  Aku tak tahu Bahkan sekedar berteriak Kau tahu Beban ini lebih dari sangkaanku Apakah selamanya baik-baik saja Bahkan sekedar bertanya pun tak kau lakukan Ketika kau pergi, berlalu begitu saja Dan aku hanya terdiam Hingga akhirnya bibir ini jadi kelu Ba

Sampah Makanan

Sembari menikmati jambu kristal pagi ini, ingatan melayang ke masa kecil. Jangankan jambu kristal yang besar dan berdaging tebal, jambu biji yang dagingnya setipis kulit ari dan penuh dengan biji, kala itu mendapatkan yang kuning ranum sudah membuat girang sekali.  Jaman dahulu,  bahan pangan dan makanan masih belum se-melimpah saat ini. Meski begitu, ketersediaan sumber daya alam masih sangat melimpah , dan lingkungan alam yang  sangat baik. Kini, bahan pangan banyak dan beragam, tapi tanpa kita sadari, sudah berapa banyak sumber daya alam yang terkuras demi ketersediaan bahan pangan tersebut.  Pernah membaca tulisan bahwa di Jerman, security sosial akan memberi denda beberapa Euro bagi pengujung restoran yang tidak menghabiskan  makanan jika ada yang melaporkan. Meski dengan dalih pengunjung telah membayar semua makanan tersebut, karena bagi mereka, uang itu bisa jadi milik personal, tapi sumber daya alam adalah milik bersama.  Lalu bagimana dengan kita hingga hari i

Menjadi Ibu Adalah Pilihanku

Tulisan digambar ini mendapat apresiasi sebagai juara saat ada games pekanan di grup IIp regional kaltimtara tahun 2017 Ada yang bergolak di hati kala itu, hari dimana saya harus melapor ke kantor yang menaungi tempat saya mengajar selama ini. Saya harus melapor terkait pengunduran diri dari aktivitas mengajar agar tunjangan sertifikasi dan inpassing dihentikan pencairannya.  Bergolak bukan karena tidak akan menerima intensif lagi, bahkan gaji rutin bulanan. Bukan, tapi sebuah peryataan yang dilontarkan kawan saya.  "Setelah ini, ibu ngapain? " Tanya teman saya.  "Hanya jadi ibu rumah tangga lah Bu, " kawan teman saya yang lain.  Duh, padahal saya sudah menyiapkan jawaban akan menjadi Ibu rumah tangga yang bahagia.  Begitulah, sebagian kita mengangap ibu rumah tangga adalah predikat yang "hanya". Belum lagi perseteruan abadi antara nitizen ibu bekerja versus nitizen ibu yang tidak bekerja yang sekian lama meramaikan dunia media sosial.

Fitrah Kebaikan

Www.goggle.com Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama(Islam) ;(sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." ( Qs Ar Ruum : 30) Pada suatu seminar parenting berbasis fitrah, dengan narasumber Bpk. Harry Santosa. Beliau bertanya," Lebih sulit mana mendidik anak menjadi baik atau menjadi nakal?" Mayoritas peserta termasuk saya menjawab : "Menjadi baik." Logika sederhana, kalau mau anak baik kita mesti kerja keras, kalau mau anak nakal ya kan gampang aja. Di ajari jadi baik saja masih banyak yang nakal kok. Tapi, ketika kembali pada hati nurani, kita akan berkata lain dan jika merujuk Qur'an sebagai pedoman hidup, kita akan menemukan dalil bahwa setiap anak itu diciptakan dalam kondisi baik. Sudah baik dari sananya lho...sejak terlahir fitrah anak itu baik,  iya kan ya.....!  Tida

Mutasi : dari Balikpapan ke Nunukan

Tetiba hari ini teringat peristiwa setahun setengah yang lalu. Tepatnya sehari menjelang cuti bersama lebaran 2018. Hampir seharian terlewat memantau whatsApp karena kesibukan menyiapkan ta'jil berbuka puasa untuk masjid yang ada di komplek rumah dinas kami. Hari ini menunya harus istimewa karena besok sebagian besar penghuni komplek akan meninggalkan Balikpapan menuju homebase masing-masing.  Setelah semua beres sambil ngabuburit menunggu adzan maghrib berkumandang moment yang ditunggu - tunggu kan disetiap hari di bulan Ramadhan, kubuka gawai dan membuka beberapa aplikasi terutama WA. Segera nampak notifikasi disalah satu grup. Tumben nih wagrup ibu-ibu komplek perumahan kali ini rame. Padahal dalam dunia nyata di komplek kami, dari 40 an lebih rumah yang ada di perumahan ini hanya tujuh rumah yang mempunyai nyonya, selebihnya dihuni oleh bulog alias bujang lokal, itu tuh para suami yang dinas di kota ini tapi  para istrinya bertahan di homebase. "Selamat ya Bu.. Bla..

Sebuah Proses

www goggle.com Melihat kue ini, seketika anganku melesak kemasa masih tinggal serumah dengan ibu, saat usia SMP ke bawah karena mulai SMA sudah jauh dari orang tua dan memulai hidup di kost-kostan. Ibuku adalah ibu - ibu dimasanya yang selalu siap siaga menyediakan makanan bagi keluarganya. Bahkan kudapan sekalipun, baginya tabu membeli makanan di luar. Selain harus merogoh dompet juga tidak terjamin kualitasnya, baik rasa maupun bahan bakunya. Vetsin, pewarna makanan, juga bahan tambahan lainnya selalu menjadi alasan jika kita ingin jajan. Kue ini adalah salah satu kue yang sering dibuat oleh ibuku ketika hari libur tidak mengajar di sekolah. Bikang namanya, terbuat dari tepung beras ditambah gula dan santan, sepertinya begitu. Karena aku tahunya setelah matang tanpa pernah berminat melihat prosesnya. Sebenarnya bukan kuenya yang menarik untuk diingat, tapi bagaimana kue cantik ini tersaji. Sebelum sukses menjadi kue nan cantik berserat-serat dan mekar, yummy serta harum in

Cinta Diri

Mencintai diri sendiri itu bukan hanya memberinya pakaian yg indah sehingga nampak keren di mata orang lain, tetapi menutupnya dari pandangan orang-orang yang tidak berhak memandangnya dengan baik dan benar sesuai tuntunan syariah karena diri ini seindah-indahnya ciptaan Allah. Mencintai diri sendiri itu bukan sekedar merawatnya dengan aneka perawatan dan menghias dengan aksesoris mahal nan menawan, tetapi menghiasinya dengan taqwa tunduk pada perintah Allah dan takut pada larangannya. Mencintai diri sendiri bukan sekedar memberinya makan agar terhindar dari kelaparan, tetapi juga menjaga makanan yang masuk ke tubuh kita dari yg haram dan syubhat karena akan menjadi darah dan daging kita. Memberinya asupan bergizi berupa ilmu yang baik. Mencintai diri sendiri bukan sekedar  mengikuti pergaulan agar tetap eksis di mata manusia tetapi juga selalu mengupdate ruhiyah kita dengan ibadah yang mendekatkan diri pada sang Maha Pencinta Mencintai diri menjadikan diri ini ind

Banjir Di Awal Tahun 2020

" Anugerah dan bencana adalah kehendakNYA, kita mesti tabah menjalani, hanya cambuk kecil agar kita sadar...... " Mendengar dan melihat berita bencana alam banjir dan tanah longsor di Jabodetabek juga daerah lainnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur tetiba ingat petikan lagu legendaris Ebit G. Ade. Ketahuan umur kalau begini ini. E tapi lagu ini juga sering dipakai sebagai backsound jika ada berita bencana kok meski nggak jamani setidaknya familiar kan.  Mirisnya, derita karena musibah ini masih ditingkahi dengan hujatan, celaan dan saling menyalahkan. Tak ayal lagi kubu-kubuan pun saling menyerang dengan aneka berita hoax.  Duhai, tidakkan bencana ini sedikit menyentuh nurani. Minimal, kalau tidak bisa berbuat baik meringankan korban setidaknya cukup diam saja. Atau menjadikannya sebuah pelajaran berharga.  Seperti petikan syair lagu di atas, kita bisa mengambil pelajaran bahwa: Takdir atau kehendakNYA  Sebuah peringatan atau teguran  Curah hujan yang tinggi