Langsung ke konten utama

Ke Baitullah

Part 8
Persaudaraan Dalam Aqidah
Hotel tempat menginap, pas di seberang pintu 5 masjid Nabawi

"Indonesia?" kata pertama yang mempertanyakan dari mana asal rombongan ini, diucapkan sopir bis yang membawa kami dari Bandara ke Hotel di Madinah.
Terjadi dialog sepanjang perjalanan itu sehingga kami akhirnya tahu ternyata sopir bis itu juga orang Indonesia.
Tepatnya Tasikmalaya
Maka pembicaraan bahasa sunda terdengar riuh di dalam bis.
Madinah berasa Sunda

"Ke Al Ansar hotel ya. Bukannya itu hotel tempat orang-orang Turki. Sejak kemarin saya mengantar jama'ah dari Turki. Nah ini kok dari Indonesia makanya saya agak heran tadi?" tanya supir Bis itu

"Iya, kami memang satu travel dengan Jama'ah asal Turki tersebut, "salah seorang dari kami menjawab.
Sebuah kalimat permakluman kami dengar darinya.

Benar yang dikatakan sopir tadi, ketika sampai hotel, kami disambut oleh perwakilan travel kami di hotel itu, seseorang berkebangsaan Turki dengan ramah.
Di lobby juga terlihat banyak jama'ah lain yang mengenakan tanda pengenal sama dengan kami, hanya berbeda warna.
Kami hijau, mereka biru
Kami Hizar Global Indonesia
Mereka Hizartourizm

Tanda pengenal dan wajah kami yang berbeda selalu menimbulkan tanya ketika kami berpapasan dengan teman Jama'ah dari Turki baik di lobby atau di lift

"Merhaba...."
"Turkce konosabiler misiniz?"
"Nerelesiniz..?"
Sapaan dan pertanyaan mereka dengan bahasa yang tidak ku mengerti tapi isyarat tangan dan gesture wajah menunjukkan mereka bertanya dari mana kami
"Hizar..?" tanya mereka

Baru kami paham,mengaoa mereka heran dengan kesamaan travel kami tapi kok wajahnya asing. Beda.

"Yes, Hizar.  Hizar Indonesia. " jawabku dan sebagian mereka juga tak berbahasa Inggris.
Lalu kutunjukan tanda pengenal kami yang tertera gambar bendera Indonesia dan Turki

"Endonezya.."
"Guzel..." sambut mereka sambil tersenyum
Akupun mengangguk sambil mengangkat jempol tangan.
"Tamam.." merekapun mengacungkan ibu jari

Bersama mereka beberapa hari cukup untuk memberi penilaian bahwa perempuan Turki cantik-cantik
Kulit yang bersih dan tinggi semampai layaknya orang-orang Eropa berpadu dengan Timur Tengah serta hidung yang mancung melengkapi indahnya penciptaan mereka.

Suatu pagi, ketika waktu sarapan
Karena ruang makan kami yang berbeda dengan ruang makan jama'ah Turki belum dibuka,
Pegawai hotel mempersilakan kami untuk sarapan bersama jama'ah perempuan Turki
Ruang makan jama'ah laki-laki dan perempuan Turki memang dipisah sehingga tidak bercampur baur.
Aku dan Ibuku pernah sekali salah masuk, dan langsung mendapat teguran.
"Rizal.....rizal...!" Yang maksudnya ini ruangan bagi laki-laki.
Terlebih jumlah jama'ah Hizar dari Turki banyak banget, satu hotel ini, sebagian besar berisi jama'ah Turki dan kami dari Indonesia hanya 15 orang,
jadi ruang makan kami tersendiri dan menjadi satu antara laki-laki dan perempuan.

Aku yang masih belum terlalu lapar memilih menunggu di lobby
Sementara beberapa teman berniat ikut sarapan bersama jama'ah Turki
Tak lama mereka kembali lagi

"Lho kok balik?" tanyaku
"Nggak jadi mbak....minder kita. Lha mereka mancung-mancung, kita sendiri yang pesek."


Menu yang selalu ada dalam hidangan makan kami

Hahahaha....tentu ini bercanda ya
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bertaqwa.
Dan Islam itu indah, apapun warna kulit , bahasa, dan bangsa, kami adalah saudara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Film Pendek Tilik : Antara Tradisi dan Literasi Digital

Sumber : IG ravacanafilm Beberapa hari ini mulai trending film pendek " Tilik ". Film yang sebernarnya sudah di produksi pada tahun 2018 ini sudah ditonton 1,8 juta kali, disukai oleh 144 ribu dan subscriber chanel ini langsung melonjak pernah hari ini menjadi 6,4 ribu. Film pendek garapan Ravacana bekerja sama dengan dinas kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta ini telah beberapa kali ikut festival diantaranya : Winner piala maya tahun 2018 sebagai film pendek terpilih Official selection Jogja -Netpac Asian festival 2018 Official selection word cinema Amsterdam 2019 Film ini mengunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantarnya dengan dilengkapi teks berbahasa Indonesia.  Dan salah satu daya tariknya adalah dialog -dialog berbahasa Jawa yang sangat akrab bagi masyarakat Jawa. Terlebih bagi orang Jawa yang merantau, tentu dialog dalam film ini sedikit mengobati kangen kampung halaman.  Setting tempat dan suasana yang kental dengan nuansa pedesaan di Jawa. Jalan

Lembah Long Ba : Menunggu

Part 6. Menunggu Tinggal sedikit lagi tubuhku lenyap dihisap bayangan hitam itu, seketika aku teringat gambaran Dementors, sebuah roh jahat yang hanya bisa dikalahkan oleh mantra expecto patronum nya Harry Potter dari gurunya Remus Lupin. Lalu cahaya putih menghalangi makhluk itu sehingga tidak bisa menyentuhku. Setelahnya, di dadaku terasa ada yang menyentuh, agak keras namun dingin rasanya. Tiba-tiba aku seperti mendapat suntikan energi, hingga akhirnya bisa membuka mata. Yang pertama tertangkap mata adalah ruangan berdinding putih. Aku berada di sebuah ranjang beralas warna putih juga. Tanganku tak bisa digerakkan, ternyata ada sebuah selang dan jarum menancap di dekat pergelangan tanganku. Belum sempat kuedarkan pandang menyapu seluruh ruangan, Bapak kepala kampung mendekat. "Pak Tegar… . " Disebutnya namaku pelan. Aku hanya bisa mengangguk pelan. "Syukur Alhamdulillah Pak Tegar sudah siuman, " sambung Pak Jauri. Rupanya mereka yang membawaku ketempat ini. Semac

Sekilas Tentang Sapardi Djoko Damono

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu." Ada yang ingat puisi karya siapakah ini? Sapardi Djoko Damono. Iya tepat sekali. Petikan puisi di atas adalah salah satu bait puisi yang romantis dan sangat terkenal, bahkan sering dikutip untuk undangan pernikahan, kalender, poster, dan banyak lagi.  Sastrawan yang produktif menghasilkan karya ini, sering mendapatkan penghargaan atas karyanya, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Anugrah Habibie Award XVIII tahun 2016 pada bidang kebudayaan mengukuhkan namanya sebagai sastrawan terdepan masa kini. Pada tahun 2003, mendapat penghargaan Achmad Bakrie sementara Anugrah SEA Write Award yang telah lebih dahulu diraihnya. Biodata Sapardi Nama : Sapardi Djoko Damono Tempat tanggal lahir : Solo, 20 Maret 1940 Pekerjaan : Sastrawan, Guru Besar Tanggal Meninggal : 19 Juli 2020 Istri : Wardiningsih Anak : Rasti Suryandani dan Rizki Hendriko  Sekilas tentang kehi