Langsung ke konten utama

Pengalaman Yang Terlupa

Yang Tak Terlupakan : Ke Pulau Seberang


Di negeri ini, mungkin ada beberapa daerah kabupaten yang mempunyai wilayah terpisah-pisah. Biasanya daerah kepulauan. Tapi Kabupaten Nunukan tetap punya keunikan tersendiri dengan wilayah yang terpisah di tiga pulau.

Wilayah satu di pulau Nunukan, wilayah dua di pulau Sebatik Dan wilayah tiga di pulau Kalimantan. Bahkan di salah satu wilayah itu ada yang harus berbagi dengan negeri sebelah.


Sebagai pendatang baru di Kabupaten ini, tentu terbit rasa penasaran ingin menjelajah, apalagi saat jiwa petualang bergejolak. Setelah wilayah satu, pulau Nunukan yang segitu-gitunya, dikelilingi sehari pun selesai, kini giliran ke wilayah dua.


Pulau seberang itu bernama Sebatik. Sebuah pulau yang bahkan dari halaman rumah pun nampak jelas. Layaknya perbukitan yang melingkupi suatu daerah. Padahal terpisah selat. Sampai saat ini saya belum tahu nama selat ini, tapi masih satu jalur dengan selat Makasar.


Berita baiknya sabtu pagi itu, suami ada undangan untuk mengisi acara di Sebatik. Dengan sedikit rayuan pulau kelapa dan alasan agar anak-anak mengenal wilayah ini maka kami diizinkan ikut. Dalam waktu sesingkat-singkatnya, perbekalan untuk menginap sehari siap sudah.


Diiringi gerimis kecil, speed kami melaju dari pelabuhan Sungai Bolong menuju Bambangan. Sudah beberapa kali naik speed kecil seperti ini dari Balikpapan ke Penajam atau sebaliknya, namun buat anak-anak ini yang pertama kali. Mereka berseru kegirangan. Tak sampai 15 menit, speed pun sampai ke seberang.

Keseruan saat merasakan pertama kali naik speed. 

Dari Bambangan masih harus naik mobil selama satu jam untuk sampai ke tempat acara di Sebatik Timur. Namun perjalanan satu jam itu tak terasa membosankan, terlebih jalan yang dilalui sudah lumayan mulus serta pemandangan perbukitan yang hijau menyejukan mata. Hampir lima kali mobil yang kami tumpangi harus berhenti di setiap pos pemeriksaan. Begitulah meski memasuki negeri sendiri, kami harus melalui pemeriksaan yang lumayan ketat.


Menurut sopir yang membawanya kami, ini untuk menghindari tenaga kerja ilegal ke seberang, juga penyelundupan barang terlebih narkoba. Padahal, jalan tikus mah tetep banyak. Terbukti, Nunukan menjadi salah satu jalur perdagangan Narkoba di negeri ini.


Sekarang kita mengingat kembali keunikan yang kita temui di pulau Sebatik.


Satu pulau, dua negara

Nampak wilayah Malaysia dari samping rumah dia negara

Tentu ada sejarah panjang hingga pulau ini terbagi menjadi dua seperti ini. Tapi nanti lah kita bahas. Pulau yang memanjang di sebelah timur pulau Nunukan ini dibagi menjadi dua, sebelah utara menjadi wilayah negeri Malaysia dan selatan  Indonesia. Makanya di pulau ini akan banyak ditemukan pos-pos penjagaan perbatasan baik di darat maupun di laut. Di sepanjang perjalanan, beberapa kali saat kami telpon mengalami roaming karena masuk wilayah Malaysia.


Rumah unik di dua negara

Tampak depan rumah dua  negara, bagian depan ini masuk wilayah Indonesia

Gimana rasanya punya rumah yang berada di dua negara? Tentu unik kan ya. Rumah ini milik warga negara Indonesia di desa Aji Kuning Sebatik. Awalnya mereka akan membangun dapur, tapi ternyata tanah tempat bangunan tersebut berada wilayah Malaysia yang ada di atas sungai kecil. Jadi sejak tahun 1997 rumah unik ini mempunyai ruang tamu dan kamar di Indonesia, sementara dapurnya di Malaysia. Kabar terbaru, rumah itu kini sudah seluruhnya berada di Indonesia.

Di depan rumah ini juga ada pos perbatasan yang dikenal dengan nama patok 3.

Patok 3, penanda batas wilayah NKRI-Malaysia


Tugu perbatasan Garuda Perkasa


Sebagaimana daerah perbatasan, di Sebatik juga terdapat tugu perbatasan sebagai tonggak yang menandakan wilayah masing-masing negara. Tugu yang menggambarkan burung Garuda sebagai lambang negara Indonesia dengan bendera merah Putih ini terletak di desa Aji Kuning Sebatik Timur.


Pelabuhan Sei Pancang

Pelabuhan Sei Pancang, mengamati aktifitas perdagangan dan keluar masuk barang


Pelabuhan ini merupakan pelabuhan terpanjang di Sebatik. Tepat berada di Sebatik Timur hingga dari sini akan nampak jelas kota Tawau Malaysia. Dari pelabuhan ini, ke Tawau hanya butuh waktu sebentar saja. "Tidak sampai habis satu rokok," demikian tukang speed menggambarkan. Sekitar 15 menit saja. "Ibu mau coba? "tawarnya.

Saya hanya menggeleng, ke Tawau hanya 15 menit, entah seperti apa laju speednya. Jangan-jangan terbang.

Dari pelabuhan Sei Pancang ini, arus keluar masuk barang dari Indonesia ke Malaysia juga sebaliknya cukup ramai.

Dan jika malam hari gemerlap lampu-lampu dari Bandar Tawau bak kunang-kunang di bertebaran di kejauhan. Kontras sekali dengan pulau Sebatik.


Di dekat pelabuhan Sei Pancang juga terdapat pelabuhan Angkatan Laut yang cukup megah. Harus dong, kan daerah ini border terluar wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia. Pertahanan kemananannya harus kuat. Jadi ingat konflik Indonesia - Malaysia atas kepulauan Sipadan-Ligitan. Pasti rame dan penuh ketegangan di sini.


Dua harga di warung makanan

 Daftar menu makanan dalam dua mata uang


Sebagai daerah perbatasan, terlebih satu pulau dengan dua negara, maka disini ada dua mata uang yang beredar. Hingga di warung makanan pun ada dua daftar harga. Rupiah dan Ringgit.

Jika di Nunukan banyak barang Malaysia, di Sebatik apa lagi.


Penghasil durian yang lezat


Jika bulan Juli begini durian mulai dijajakan di jalan-jalan Nunukan, pasti itu durian Sebatik. Yah, Sebatik memang penghasil durian. Uniknya puncak musim durian ya di bulan Juli ini.

Ketika harga durian di Nunukan murah, di Sebatik lebih lagi. Bisa langsung panen dari pohon. Konon Sebatik punya durian unggulan yang rasanya manis, legit, pulen Dan harum. Juara pokoknya. Mau tahu namanya?

Megawati. Yap durian Megawati.


Bambangan Sebatik Barat


Bambangan adalah sebuah wilayah di Sebatik Barat yang berbatasan langsung dengan laut. Jika dari Nunukan terlihat jelas pulau Sebatik, maka sebaliknya, dari perbukitan di Bambangan ini akan terlihat jelas pulau Nunukan.


Dari keunikan ini, anak-anak belajar lho. Tentang transportasi, dengan merasakan naik speed.

Tentang geografi, dengan mengetahui batas wilayah negeri serta bentang alam.

Tentang kedaulatan, pertahanan dan keamanan negara.

Tentang perdagangan dan kegiatan ekonomi, mata uang dan pertukaran barang.

Tenang potensi wilayah, dan hasil bumi

Juga sosial kemasyarakatan.

Belajar yang menyenangkan tentunya.


Saat istirahat di hotel pun, anak-anak masih harus mengerjakan soal - soal ujian tengan semester. Saat itu pas pekan ujian tengah semester. Jadi anak-anak homeschooling ini tetap harus mengerjakan soal ujian yang dikirim dari sekolah payung kami di Balikpapan. Ujian pun tetap menyenangkan bagi mereka.


Demikian keseruan dari pulau Sebatik, dan pengalaman jalan-jalan ke Sebatik menjadi pengalaman yang tak terlupakan.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Film Pendek Tilik : Antara Tradisi dan Literasi Digital

Sumber : IG ravacanafilm Beberapa hari ini mulai trending film pendek " Tilik ". Film yang sebernarnya sudah di produksi pada tahun 2018 ini sudah ditonton 1,8 juta kali, disukai oleh 144 ribu dan subscriber chanel ini langsung melonjak pernah hari ini menjadi 6,4 ribu. Film pendek garapan Ravacana bekerja sama dengan dinas kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta ini telah beberapa kali ikut festival diantaranya : Winner piala maya tahun 2018 sebagai film pendek terpilih Official selection Jogja -Netpac Asian festival 2018 Official selection word cinema Amsterdam 2019 Film ini mengunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantarnya dengan dilengkapi teks berbahasa Indonesia.  Dan salah satu daya tariknya adalah dialog -dialog berbahasa Jawa yang sangat akrab bagi masyarakat Jawa. Terlebih bagi orang Jawa yang merantau, tentu dialog dalam film ini sedikit mengobati kangen kampung halaman.  Setting tempat dan suasana yang kental dengan nuansa...

Lembah Long Ba : Lelaki Berkalung Siung Harimau

Part 3. Lelaki Berkalung Siung Harimau Auuuugh… ! Aku ambruk tanpa sempat menggapai apapun untuk menahan berat badanku. Rasa sakit segera menjalar ketika tubuhku menimpa benda yang ada di bawahku. Sialnya malam begitu gulita benar. "Pak Tegar… . " Suara Simpai terdengar. Aku berusaha bangkit setelah sedikit menguasai keadaan. Rupanya meja yang kutabrak barusan. Mengapa berada tepat di depan pintu kamar, padahal tadinya kuletakkan dekat pintu keluar? "Kenapa mejanya jadi ada disini? " tanyaku pada Simpai. "Eh iya, maaf Pak. Saya geser meja biar tempat buat tidur jadi lebih luas. Juga biar gampang kalau harus keluar rumah, " jawab Simpai sambil menyalakan lentera. "Bapak ada yang luka? " "Sudah, nggak apa-apa. Geser sedikit ke samping pintu kan bisa, " jawabku lalu beranjak balik ke kamar. "Jangan lupa, matikan lagi lenteranya, takut jatuh dan jadi kebakaran. " Malam pun berlalu dengan tenang, tapi bukan tak terjadi apa - apa. ...

Sastra dan Pelajaran Favorit di Sekolah

Buku-buku sastra akan jadi bacaan di sekolah, demikian reaksi para pengiat literasi ketika membaca berita bahwa sastra akan masuk kurikulum. Dalam rangka mengimplementasikan kurikulum merdeka, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong pemanfaatan sastra sebagai sumber belajar. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Standar Badan Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Anindito Aditomo dalam peringatan Hari Buku Nasional 2024. Karya sastra akan menjadi salah satu sumber belajar yang diharapkan dapat meningkatkan minat baca, mendorong berpikir kritis, dan mengasah kreatifitas. Jadi kebayang kan novel-novel sastra jadi bacaan siswa di sekolah. Ikut senang dengar berita ini, meski tak luput dari kritik dan kekurangan sih. Baru-baru ini seorang Budayawan, Nirwan Dewanto membuat surat terbuka yang intinya keberatan dengan buku panduan sastra masuk kurikulum. Termasuk buku puisinya yang dijadikan rujukan, dan masuk daftar bacaan atau buku-buku yang direkomendasi...