Langsung ke konten utama

Selamat Jalan Didi Kempot



Selamat Jalan Didi Kempot

Siang kemarin di fb grub orang ramai.id tiba-tiba ditag salah seorang "kompor menulis" postingan meninggalnya penyanyi campur sari yang legendaris sekaligus ajakan untuk menuliskan tentang "Didi Kempot".

Selama ini yang ku tahu tentang Didi Kempot adalah penyanyi lagu Jawa yang berjudul "Stasiun Balapan". Lagu yang rilis beberapa tahun yang lalu, persisnya kurang begitu memperhatikan, namun akrab ditelinga terutama saat dalam perjalanan ketika Jawa.  
Suasana hiruk pikuk terminal Bungurasih di Surabaya, atau saat naik bus antar kota. 
Hingga secara tak sadar terekam erat dalam memori. 

Bertahun kemudian kata "ambyar" menjadi viral. Ambyar adalah kata dalam bahasa Jawa yang berarti hancur berhamburan, entah bagaimana asal mulanya menjadi begitu viral. 
Teryata, kata-kata itu berasal dari salah satu lagunya Didi Kempot yang ngehits hingga para penggemarnya menamakan diri mereka sebagai "sobat ambyar". 

Fenomenalnya, pengemar lagu-lagu Didi Kempot yang hampir sebagian besar berlirik dalam bahasa Jawa itu tidak terbatas pada orang-orang tua saja, tapi juga anak muda. 
Campursari disukai oleh anak muda, inilah salah satu prestasi Didi Kempot yang mampu mengangkat tradisi Jawa hingga punya tempat di hati para muda. 
Bukan saja yang mengerti bahasa Jawa bahkan hingga Papua. Terbukti konser yang diselengarakan di Papua pun menuai sukses. 

Tak hanya didalam negeri, di manca negara pun nama Didi Kempot, seorang musisi Indonesia yang menyanyikan lagu-lagu Jawa cukup dikenal. Di Suriname misalnya, Didi Kempot terkenal bakal seorang presiden. 

Akhirnya rasa penasaran itu membuatku mengetikan nama Didi Kempot di aplikasi youtobe. Tak perlu waktu lama untuk suka pada lagu-lagunya. Selain bersyair dalam bahasa Jawa juga easy listening. 
Aku dan suami yang orang Jawa, serasa bernostalgia dengan bahasa Jawa yang sudah puluhan tahun sejak tinggal di Kalimantan jarang kami pakai dalam. percakapan sehari-hari. Jarang, bukan tidak pernah. 

Hingga berita duka itu begitu mengejutkan. Sang mastro campursari itu telah berpulang, dalam kondisi terbaiknya. Setelah beberapa waktu sebelumnya mengelar konser online dan semua pendapatan dari konser itu disumbangkan untuk penanggulangan dampak wabah corona. Fantastiknya dari 7,9 Milyar hasil konser itu, tak sedikitpun diambilnya. 

Karya terakhirnya pun masih seputar corona dengan lagu yang berjudul " Ojo Mudik" sudah viral dan ditonton jutaan orang di chanel youtobe. Juga sebuah lagu melankolis yang berjudul "Tombo Teka, Loro Lungo" yang berkisah tentang seseorang yang harus LDR karena wabah corona. 

Julukan Godfather of Broken Hearts disandangnya dari para penggemar, karena selama ini lagu-lagunya banyak bertema kisah patah hati. Namun dibalik semua itu ada semangat bahwa meski patah hati tidak harus larut dalam keputusaan. 

Meski bukan pengemar Didi Kempot, saya mengucapkan turut berduka. Semoga amal ibadahnya, kebaikannya diterima di sisi Allah SWT. 
Selamat jalan Didi Kempot. 








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Film Pendek Tilik : Antara Tradisi dan Literasi Digital

Sumber : IG ravacanafilm Beberapa hari ini mulai trending film pendek " Tilik ". Film yang sebernarnya sudah di produksi pada tahun 2018 ini sudah ditonton 1,8 juta kali, disukai oleh 144 ribu dan subscriber chanel ini langsung melonjak pernah hari ini menjadi 6,4 ribu. Film pendek garapan Ravacana bekerja sama dengan dinas kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta ini telah beberapa kali ikut festival diantaranya : Winner piala maya tahun 2018 sebagai film pendek terpilih Official selection Jogja -Netpac Asian festival 2018 Official selection word cinema Amsterdam 2019 Film ini mengunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantarnya dengan dilengkapi teks berbahasa Indonesia.  Dan salah satu daya tariknya adalah dialog -dialog berbahasa Jawa yang sangat akrab bagi masyarakat Jawa. Terlebih bagi orang Jawa yang merantau, tentu dialog dalam film ini sedikit mengobati kangen kampung halaman.  Setting tempat dan suasana yang kental dengan nuansa...

Bukan Anak Pantai

Dulu saat pertama kali main keluar rumah Melalui dua jalan besar Dan kedapatan main di tepi laut dekat rumah Enaknya panik, hingga keluar nasehat panjang Lalu emak sadar, apalagi jaman kecil si emak juga suka ngelayap di alam terbuka dari sawah, sungai  hingga hutan Udah Dek...bebas deh main dialam asal izin dulu mau kemana, sama siapa dan aman  Di saat terakhir tinggal di Balikpapan, hobby mancingnya tersalurkan tiap sore di kolam dekat komplek. Kemudian setelah tinggal di Nunukan Mancing ke sungai, ngubek kolam, nyari ikan di laut dan main bola jadi kegiatan tiap hari. Luka  Biasa Anak lelaki ini,  biasa dapat luka.  Begitu Abinya menyemangati tiap pulang membawa luka Hingga suatu hari, terpeleset di dermaga pasar ikan Tergores tiram Luka dan berdarah "Nggak apa kan Bun..? Serunya sambil menahan tangis.  "Iya, nggak apa asal rajin diobati. Anak laki-laki Dek...biasa itu," Bunda menguatkan hati mesk...

Sastra dan Pelajaran Favorit di Sekolah

Buku-buku sastra akan jadi bacaan di sekolah, demikian reaksi para pengiat literasi ketika membaca berita bahwa sastra akan masuk kurikulum. Dalam rangka mengimplementasikan kurikulum merdeka, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong pemanfaatan sastra sebagai sumber belajar. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Standar Badan Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Anindito Aditomo dalam peringatan Hari Buku Nasional 2024. Karya sastra akan menjadi salah satu sumber belajar yang diharapkan dapat meningkatkan minat baca, mendorong berpikir kritis, dan mengasah kreatifitas. Jadi kebayang kan novel-novel sastra jadi bacaan siswa di sekolah. Ikut senang dengar berita ini, meski tak luput dari kritik dan kekurangan sih. Baru-baru ini seorang Budayawan, Nirwan Dewanto membuat surat terbuka yang intinya keberatan dengan buku panduan sastra masuk kurikulum. Termasuk buku puisinya yang dijadikan rujukan, dan masuk daftar bacaan atau buku-buku yang direkomendasi...