Langsung ke konten utama

Memelihara Semangat

Melihara Semangat



Suatu ketika, dalam sebuah taklim saya mendapat pertanyaan salah satu peserta taklim. Pertanyaan yang sudah biasa saya dengar. 
"Mengapa ya kalau kita habis pengajian jadi semangat, semangat berbuat baik, semangat beribadah. Tapi setelah agak lama kembali lesu lagi? "

Apakah hal ini wajar? Wajar banget. Bahkan di masa lalu, sahabat pun pernah merasakan. Saat itu sedang Rasulullah SAW sedang ada majelis, lalu sahabat berkata, bahwa jika bersama Rasulullah iman mereka sungguh kuat dan jika telah jauh dari Rasulullah seolah - olah mereka futur. 

Karena Iman pada diri manusia itu ibarat gelombang, kadang naik kadang turun. 
Dan itu sangat berpengaruh terhadap semangat ibadah kita. Saat iman kita sedang tinggi kita tentu akan semangat beribadah. Jangankan yang wajib, yang sunnah pun dilibas habis. 
Namun saat iman kita turun, satu persatu sunnah kita tinggalkan. Awalnya Qiyamul lain, kemudian dhuha kemudian dan seterusnya hingga tersisa yang wajib saja. 
Bersyukur masih mampu mengerjakan yang wajib. Jangan sampai yang wajib juga ditinggalkan. 

Lalu bagaimana agar bibit-bibit futur ini tidak menghampiri kita dan bersemi menjadi kelalaian.
Berikut tipsnya:

1. Potong-potong target menjadi bagian kecil-kecil tapi konsisten
Boleh punya target, harus malah tapi jangan sampai target kita ketinggian yang akhirnya malah tidak bisa kita capai dan justru menjadikan kita masuk dalam keputusasaan yang akhirnya malah nggak dikerjakan sama sekali. 
Buatlah target yang sesuai dengan kemampuan kita sebagaimana hadist berikut : 
Wahai sekalian manusia, lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. Sesungguhnya amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang rutin walaupun sedikit.” (HR. Muslim) 

2. Pastikan tahu fadillah (keutamaan) akan apa yang kita kejar. 
Dalam beribadah, selain syarat dan rukunnya kita juga harus paham ilmunya. Amal yang baik atau "Ahsanul amalan" adalah yang ikhlas karena Allah SWT semata, didasari ilmu dan susuai dengan teladan Rasulullah SAW. 
Misal kita ingin wirid Al Qur'an surah Yasin, Al Mulk, Al waqiah dan Ad dhukhan. Jika kita tahu fadillah masing -masing surah tersebut maka kita akan semangat melakukannya. 

3. Bermuhasabah
Jadikan muhasabah sebagai kegiatan rutin harian. Karena dengan muhasabah ini kita akan menyadari kesalahan apa yang sudah kita perbuat, kelalaian apa yang sudah kita lakukan, amalan apa yang hilang dari kebiasaan kita dan banyak lagi. Sehingga kita sadar, untuk tidak mengulang lagi. 

4. Selalu bersama orang-orang yang Sholih
Masih ingat filosofi minyak wangi. Jika kita bersama penjual minyak wangi kita akan terikut berbau harum, setidaknya bisa nyobain baunya minyak wangi. 
Nah begitu juga dalam memelihara semangat. Saat bersama orang - orang yang rajin beribadah kita akan merasa jadi orang termalas sehingga akan sadar dan bersegera melakukan ibadah.. Sebaliknya jika bersama orang-orang yang lalai, kita akan mudah menjadi lalai. 
Maka bergaulah lebih intens dengan orang yang sholih agar saling mengingatkan dan semangat ibadah kita tetap tak pernah padam. 

Ramadhan sudah lewat 10 hari, tetap semangat, agar nanti perginya ramadhan tidak membuat kita menyesali diri karena kurang maksimal dalam beribadah. 

Semangat mengisi bulan Ramadhan dengan amal baik yang bermanfaat. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga, Tak Sekedar Ikatan Nasab

Gerimis kecil pagi itu tak menghalangiku duduk di boncengan motor pak suami. Meski di kota sedang tidak hujan deras, namun hujan di hulu sana, membuat Sungai Karangmumus meluap sehingga menyebabkan banjir sepanjang daerah aliran sungai itu. Titik terparah ada mulai dari depan Mall Lembuswana sampai Pasar Segiri. Setelah menerobos banjir dan mencari celah genangan yang tidak dalam pada gang-gang kecil sampai juga di kantor pak suami. Malam sebelum pak suami mengirim pesan bahwa pagi ini akan pergi dinas ke Balikpapan. Bak pucuk dicita ulam tiba, langsung aku menyatakan ingin ikut. Bagiku, ke Balikpapan adalah pulang kampung yang sebenarnya. Karena ada banyak " keluarga " di sana. Mengapa ada tanda petik pada kata keluarga? Mau tahu cerita selanjutnya? Oke, dilanjut ya. Keluarga seperti bukan keluarga Jadi sejak pandemi melanda negeri ini, ada dua kota yang begitu kurindukan. Pertama: Bojonegoro Di kota ini aku dilahirkan dan ibuku berada seorang diri tanpa anak kandung di sisi

Sekilas Tentang Sapardi Djoko Damono

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu." Ada yang ingat puisi karya siapakah ini? Sapardi Djoko Damono. Iya tepat sekali. Petikan puisi di atas adalah salah satu bait puisi yang romantis dan sangat terkenal, bahkan sering dikutip untuk undangan pernikahan, kalender, poster, dan banyak lagi.  Sastrawan yang produktif menghasilkan karya ini, sering mendapatkan penghargaan atas karyanya, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Anugrah Habibie Award XVIII tahun 2016 pada bidang kebudayaan mengukuhkan namanya sebagai sastrawan terdepan masa kini. Pada tahun 2003, mendapat penghargaan Achmad Bakrie sementara Anugrah SEA Write Award yang telah lebih dahulu diraihnya. Biodata Sapardi Nama : Sapardi Djoko Damono Tempat tanggal lahir : Solo, 20 Maret 1940 Pekerjaan : Sastrawan, Guru Besar Tanggal Meninggal : 19 Juli 2020 Istri : Wardiningsih Anak : Rasti Suryandani dan Rizki Hendriko  Sekilas tentang kehi

Sastra dan Pelajaran Favorit di Sekolah

Buku-buku sastra akan jadi bacaan di sekolah, demikian reaksi para pengiat literasi ketika membaca berita bahwa sastra akan masuk kurikulum. Dalam rangka mengimplementasikan kurikulum merdeka, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong pemanfaatan sastra sebagai sumber belajar. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Standar Badan Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Anindito Aditomo dalam peringatan Hari Buku Nasional 2024. Karya sastra akan menjadi salah satu sumber belajar yang diharapkan dapat meningkatkan minat baca, mendorong berpikir kritis, dan mengasah kreatifitas. Jadi kebayang kan novel-novel sastra jadi bacaan siswa di sekolah. Ikut senang dengar berita ini, meski tak luput dari kritik dan kekurangan sih. Baru-baru ini seorang Budayawan, Nirwan Dewanto membuat surat terbuka yang intinya keberatan dengan buku panduan sastra masuk kurikulum. Termasuk buku puisinya yang dijadikan rujukan, dan masuk daftar bacaan atau buku-buku yang direkomendasi