Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Beda Itu Biasa

Pernah naik pesawat kan,  Atau setidaknya berada di ketinggian lah. Apa yang bisa kita lihat, semakin tinggi tempat kita berpijak , semakin banyak yang bisa kita lihat  Dulu saya pernah ditawari mengajar di sebuah lembaga pendidikan. Karena komunitasnya sama, saya tidak ingin bergabung. Yang terlintas dipikiran saat itu wawasan kita ya itu-itu saja. Homogen Hingga akhirnya terdampar di sebuah lembaga yang lain. Mengalami berbagai pemilihan-pemilihan dengan pilihan yang beda. Dari diskusi kecil hingga debat. Selesai yang biasa saja. Rukun dan damai seperti sedia kala Yang paling seru waktu pilihan walikota di kota kami, beda pilihan itu biasa. Bahkan kadang kita diskusi seru plus minusnya masing - masing jagoan. Nah pas jagoanku kalah... Sudah pasti dag dig dug dong.  Aduh besok gimana ya..bakalan dibully nih Habis sendirian , dan mayoritas pilihan teman-teman pasangan yang beda denganku.  Maka pagi itu , dikuat-kuatkan datang ke sekolah.  Alhamdulillah...Aman d

Duhai Hati

Duhai hati Sampai kapan rasa kan menepi Hingga terus menjadi muara iri Seperti diinkari Namun sejatinya tetap terpatri Terlalu sulitkan untuk melepaskan pergi Duhai hati Tak sadarkah diri, darimu lisan ini terus berbunyi Mengosip Menghibah Mencela Memaki Duhai hati, Yang hanya segumpal daging Menjadi baik atau buruk hanya itu pilihanmu Karena baiknya, akan membawa keselamatanmu Sedangkan buruknya akan merusakmu

Jika Aku dan Dia Beda

Kejadian seperti ini beberapa kali terjadi.  Sudah ngomong banyak banget. Panjang kali lebar. Lalu bertanyalah kepada lawan bicara, si anak laki-laki.  "Adek dengar kan kata Bunda?" Jawabannya, "Enggak," dengan mukanya lempeng.  Dengan suami lain lagi kisahnya.  Sudah ngobrol panjang lebar, cerita kejadian dari A sampai Z.  Lalu dengan santuynya dia bertanya: "Jadi kesimpulannya apa Bun?" Padahal  Terlihatnya mendengarkan, sepertinya menyimak.  Tapi begitulah otak laki-laki. Hanya fokus pada satu hal.  Mempunyai dua adik laki-laki setidaknya melatih memahami bahwa laki-laki itu prefer to the point, tidak suka berbelit-belit. Begitulah struktur otaknya. Misalnya nih Pernah sms panjang lebar menjelaskan sesuatu ke adik laki-lakiku. Dan jawabannya. Jawaban yang singkat dan padat "ya". Di lain waktu, sudah ngomong panjang banget, pun komentarnya singkat "cerewet". Tapi tetep ya yang namanya perempuan a

Motor Tua

Dulu saat awal datang dirumah dinas yang sekarang dan menemukan ada motor dinas lawas yang bentuk dan modelnya persis dengan motornya yang ditinggal di Balikpapan, terparkir di garasi depan kantor karena sudah rusak dan terlihat lama tidak difungsikan, langsung cari bengkel untuk mereparasinya. Lalu ketika para teknisi bengkel itu angkat tangan karena beberapa sparepartnya sudah tidak ada dipasaran, kini motor itu tetap teronggok di parkiran. Andai dijual pun, seharga besi tua rongsokan. Itupun harus melalui lelang karena inventaris negara.  Jadi motor itu sekarang menjadi pajangan yang selalu membuka memori indah tentang motor lama yang harus dengan berat hati ditinggal di Balikpapan. Andai ongkos kirimnya tak lebih mahal dari harga motornya, mungkin motor itu sudah dibawanya.  Motor legendaris itu, seusia dengan anak gadis pertamanya yang lahir di tahun 1997. Kalau jam kantor 07.30 si empunya motor ini harus sudah on the road setidaknya pk. 06.30 atau selambat-lambatnya pk

Ke Baitullah

Part. 11 (bagian terakhir) Pesonamu Senja yang indah menyapa ketika kami sampai dipertengahan jalan antara Madinah-Makkah. Mentari perlahan tengelam diantara perbukitan di depan kami. Rombongan memutuskan rehat sejenak di halaman parkir restoran siap saji Al Baik untuk  makan siang yang tertunda. Agar tidak terlalu lama, kami memutuskan take away sekotak makanan siap saji Al Baik dengan menu ikan fillet goreng tepung. Sebenarnya aku lebih suka ayam, tetapi pembimbing dan official travel umroh kami adalah para Abi (kakak pembina) asrama tahfiz dan para hafizh Qur'an yang memilih wara' dalam menjaga makanannya. Ketika malam tiba, akupun terkantuk-kantuk sepanjang sisa perjalanan hingga bis kami memasuki kota Makkah. Bacaan talbiyah kembali ku lantunkan. Detak jantung semakin terasa kencang. Dalam gelap kulihat luar jendela, oh dimanakan masjidil haram itu? Betapa polosnya, kukira kami langsung ke masjidil haram dan melihat ka'bah. Makkah! Tak sabar ingin melihat Ka&#

Kita Masih (Akan) Di Jalan Ini

Kawan, aku masih bersamamu di jalan yang sama  Jalan dakwah  Meski label tersemat pada kami kini Yang berguguran di jalan dakwah Gugur, berpaling bahkan lari dari dakwah Entah apa dakwah menurutmu  Hingga yang tak seiring bersamamu menjadi begitu berbeda denganmu Bukankah dulu telah sama - sama kita pahami Bahwa dakwah adalah menyeru kepada Rabb kita Bahwa dakwah adalah mengajak kepada kebaikan Masih sama bukan..?  Jika kau katakan bahwa separuh raga kami karena dakwah, sungguh kau benar Bahkan jika kau katakan seluruh diri kami karena dakwah, kau pun tak salah Jika seluruh kehidupan kami tersebab dakwah, itu sangat indah.  Tapi bukan dakwah dalam pikiranmu yang sempit makna Kawan baikku, aku tetap di jalan dakwah Kemarin, kini maupun nanti Kita akan sejalan meski tak seiring lagi Karena darimanapun kita memulai, dakwah itu akan terus menyentuh hati Sungguh dakwah adalah cinta  Tak akan ada ruang untuk saling membenci

Ke Baitullah

Part. 10 Antara Mekkah dan Madinah Perbukitan sepanjang jalan antara 2 kota suci Mekkah dan Madinah Saatnya melanjutkan perjalanan ke kota suci Mekkah. Awalnya kami berencana pagi selepas dhuha berangkat ke Mekkah, namun akhirnya disepakati  selepas sholat Jum'at agar bisa sholat jum'at di masjid Nabawi. Barisan pohon kurma Sepanjang perjalanan menuju Mekkah, hanya terlihat bukit, padang pasir, sedikit pepohonan. Terbanyang panasnya andai siang matahari sedang terik. Saat ini, dalam perjalanan menuju Mekkah, kita tinggal duduk di Bis dingin be Ac. Nyaman. Jika datang kantuk, tinggal tidur. Jalan yang mulus halus sepanjang Madinah - Mekkah, tanpa hambatan, apalagi kemacetan semakin membuat nyaman perjalanan. Waktu yang diperlukan untuk menempuh perjalanan itu berkisar antara 5 - 6 jam. Coba kita sejenak ingat dan membayangkan. Bagaimana Baginda Nabi hijrah dari Mekkah ke Madinah kala itu Melintasi bukit-bukit terjal menjulang. Menapak padang pasir luas memben

Ke Baitullah

Part 9 Antara Raudah dan Ibuku Mengantri masuk ke Raudah  Ada yang paling diingat dan diinginkan saat di Madinah terutama di masjid Nabawi : Raudhah Iya..Raudhah Bagian yang berkubah hijau yang didalamnya terdapat ruangan berkarpet hijau diantara semua bagian yang berkarpet merah itu merupakan salah satu tempat yang paling dicari oleh Jam'aah. Sudah cukup masyhur bahwa Raudhah adalah taman surga. Tempat yang berukuran kurang lebih 330 meter persegi yang terletak diantara rumah Rasulullah dalam hal ini kamar Aisyah ra.dengan mimbar Nabi, sebagaimana sabda beliau "Diantara rumahku dan mimbar ku ada Raudhah minta riyadhi jannah : sebuah taman diantara teman-teman surga (HR. Bukhari). Ditempat ini, jama'ah selalu penuh dan antri ingin memasukinya. Sholat dan berdoa disini penuh keutamaan, setiap doa niscaya dikabulkan. Meski di seluruh bagian masjid Nabawi, dimana barangsiapa yang sholat di Masjid Nabawi pahalanya 1000 kali dibanding dengan sholat dimasjid lain k

Ke Baitullah

Part 8 Persaudaraan Dalam Aqidah Hotel tempat menginap, pas di seberang pintu 5 masjid Nabawi "Indonesia?" kata pertama yang mempertanyakan dari mana asal rombongan ini, diucapkan sopir bis yang membawa kami dari Bandara ke Hotel di Madinah. Terjadi dialog sepanjang perjalanan itu sehingga kami akhirnya tahu ternyata sopir bis itu juga orang Indonesia. Tepatnya Tasikmalaya Maka pembicaraan bahasa sunda terdengar riuh di dalam bis. Madinah berasa Sunda "Ke Al Ansar hotel ya. Bukannya itu hotel tempat orang-orang Turki. Sejak kemarin saya mengantar jama'ah dari Turki. Nah ini kok dari Indonesia makanya saya agak heran tadi?" tanya supir Bis itu "Iya, kami memang satu travel dengan Jama'ah asal Turki tersebut, "salah seorang dari kami menjawab. Sebuah kalimat permakluman kami dengar darinya. Benar yang dikatakan sopir tadi, ketika sampai hotel, kami disambut oleh perwakilan travel kami di hotel itu, seseorang berkebangsaan Turki deng

Ke Baitullah

Part 7 Pesona Masjid Nabawi Masjid Nabawi di malam hari Ada banyak kata untuk mengambarkan perasaan ketika pertama kali kaki menginjak kota ini, Madinah al Mukarommah. Namun semua bermuara pada rasa haru dan bahagia. Payung - payung raksasa masjid Nabawi Apalagi ketika teringat perjuangan mengurus paspor Ibuku. ( Baca mengurus paspor 1 sd 4)  Juga kejadian dimalam sebelum keberangkatan kami ke Bandara. Malam itu kami menginap di rumah adek di Bekasi Baru sekejap terlelap, panggilan di wa berbunyi beberapa kali. Yang terakhir sempat kuangkat dan terdengar suara. " Maaf Ibu, menggangu malam begini. Kami dari Hizar Global ingin menanyakan apakah Ibu kemarin sudah menyetor kartu kuning vaksin meningitis?" tanya suara di seberang sana "Sudah, lengkap kok berkas kami. Kan saya sendiri yang mendaftar ke kantor kemarin. " "Maaf, kartu meningitis Ibu tidak ada. " "Lho kok bisa. " "Iya Bu, mungkin keselip. Dan kami akan berus

Ke Baitullah

Part 6. Perjalanan 9 Jam Bandara Madinah  Proses bagasi berjalan lancar, kami hanya menunggu sampai semua koper selesai. Selanjutnya proses pemeriksaan imigrasi. Pemeriksaan super ketat kami jalani. Tas-tas tenteng kami kembali diperiksa, tidak boleh ada satupun benda cair bahkan untuk dibawa ke ruang tunggu. Air minum saja harus kami habiskan atau di tinggal. Akhirnya pemeriksaan yang super ketat di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta terlewat sudah. Menunggu, diruang tunggu yang nyaman di kursi-kursi empuk dengan sandaran santai serta sofa warna warni. Kami boarding tepat waktu dan terbang sesuai waktu yang tertera di tiket. Kenyamanan di ruang tunggu segera lenyap dari rasa. Saatnya terbang dalam waktu 9 jam lewat melintasi udara berbagai negara. Terkadang aku memonitor posisi pesawat dari layar yang ada dikursi depan kami sambil menghibur Ibuku yang mulai lelah dan bosan. Ini penerbangan terlama pertama kami. Biasanya hanya antar kota  dalam negeri, dan paling lama