Langsung ke konten utama

Value Ibu Profesional Untuk KLIP


KLIP itu adalah Kelas Literasi Ibu Profesional, jadi ada perpaduan antara kegiatan literasi dengan komunitas Ibu Profesional meski member KLIP itu adalah semua perempuan baik yang tergabung dalam KLIP maupun tidak. Jadi KLIP adalah rumah yang untuk semua perempuan yang aktif berliterasi, dengan fasade, warna dan desain rumahnya Ibu profesional. Maka nilai-nilai yang ada di KLIP juga nilai-nilai yang ada di Ibu Profesional.

Nah pada bulan Maret ini, nilai Ibu Profesional yang disajikan di KLIP berupa nilai konsisten untuk belajar dan menjadi ibu. Bahwa perempuan dengan berbagai perannya masih punya banyak kesempatan untuk belajar, berkembang, berkarya dan berdampak. Yang dibutuhkan adalah komitmen dan konsisten, dan itu yang dilatih bersama KLIP.

Menjadi Ibu


Perjalanan hidup perempuan akan membawanya pada suatu peran besar peradaban, yaitu menjadi ibu.

Sebuah panggilan hidup, yang seharusnya diterima dengan penuh kesadaran. Maka perlu sebuah kejujuran dalam memilih panggilan itu dan pemuliaan peran sebagai ibu.

Ciri khas peran yang merupakan panggilan hidup itu adalah bahagia menjalaninya, mudah mengerjakannya, hebat hasilnya, dan banyak menghasilkan kebermanfaatan bagi diri, keluarga, dan lingkungan sekitar.

Manfaat untuk diri sendiri lebih dahulu sebelum yang lainnya.

Selamat menjalani peran dengan bahagia, teman-teman.

Ketika Lelah


Teman-teman KLIP
Adalah wajar dalam sebuah perjalanan, pekerjaan atau agenda yang kita jalani terkadang hadir rasa lelah, bosan, dan jenuh hingga ingin mengakhiri sampai di titik ini saja.

Namun, kita harus tahu bahwa hanya orang yang berjalan dan tidak berhentilah yang akan sampai pada tujuannya.

Maka, saat rasa itu hadir. Segera ingat kembali, mengapa dulu kita memulainya?

Apa yang kita cari?

Berusahalah mencari jawaban mengapa kita mengambil peran atau melakukan agenda itu. Munculnya kembali strong way yang membuat kita dulu berbinar memulai langkah itu.

Teruslah melangkah sampai lelah itu kepayahan mengejar langkah kita. Jadilah yang berbinar di akhir perjalanan, saat semua misi, kita tuntaskan.

Bersungguh-sungguh


Hal-hal yang besar dan luar biasa itu selalu dimulai dari dalam, maka selayaknya sebagai perempuan, istri dan ibu, kita berusaha memantaskan diri dengan berbagai ilmu agar bisa bersungguh-sungguh mengelola keluarga, mendidik anak, serta menjalani profesi dengan kualitas yang lebih baik. Selanjutnya kita akan semakin percaya diri, berproses menemukan misi spesifik dalam hidup serta menjadi agen perubahan dalam masyarakat.

Keluarga, karir dan passion bisa berjalan beriringan dengan kesungguhan kita memaknai dan menjalankan peran.

Percayalah, kesuksesan kita di luar rumah berasal dari kesuksesan kita di dalam rumah.

Yuk terus berproses menjadi lebih baik lagi.

Inside In


Teman-teman, sesungguhnya motivasi terbesar dalam melakukan sesuatu itu lahir dari dalam diri kita (inside out), selayaknya telur, ketika pecah oleh kekuatan dari dalam telur itu sendiri maka lahirlah kehidupan baru, seekor anak ayam yang akan bergerak mengarungi kehidupan.

Berbeda ketika dipecahkan dari luar, telur hanya akan menjadi sesuatu yang sementara manfaatnya.

Begitu juga dengan memunculkan gairah menulis dan kegiatan literasi kita lainnya. Bisa saja kita termotivasi teman, komunitas atau sesuatu di luar diri kita, tapi akan lebih kuat ketika motivasi itu lahir dalam diri kita.

Hingga, ketika kita berniat menulis maka kita akan terus menulis dari hari ke hari. Namun, ketika kita tidak punya niat, maka kita tidak akan pernah menulis.

Belajar


Pernahkan teman-teman, saat sedang semangat belajar, lalu belajar apa saja tapi setelahnya tersimpan rapi pada lembar catatan?

Prakteknya nanti saja, hingga akhirnya kita tetap begini-begini saja. Duh.... Kok nggak ada perubahan sih?

Ketika kita memilih untuk menekuni sesuatu baik secara profesi maupun passion, kita butuh belajar agar semakin baik dari waktu ke waktu.

Bukan semata-mata seberapa banyak ilmu yang kita dapatkan, tapi usaha untuk mengubahnya kearah yang lebih baik. Sehingga tidak sekedar belajar lalu selesai, tapi belajar lalu menerapkannya dengan konsisten, fokus dan tidak terburu-buru.

Teman-teman yuk kita ikuti alur proses belajar dengan baik hingga kelak kita bisa merasakan perubahannya.

Tantangan


Dalam perjalanan, tentunya teman-teman tidak berhenti di satu titik saja kan. Masih banyak harapan untuk terus maju dan berkembang.

Meski pada kenyataannya tak mudah, dalam perjalanan panjang yang akan kita tempuh banyak tantangan yang harus kita hadapi.

Menyerah, itu artinya kalah. Bukankah tantangan adalah sebuah kesempatan untuk menemukan kekuatan yang ada pada diri kita?

Ayo kita hadapi tantangan, terus maju dan temukan versi terbaik kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Film Pendek Tilik : Antara Tradisi dan Literasi Digital

Sumber : IG ravacanafilm Beberapa hari ini mulai trending film pendek " Tilik ". Film yang sebernarnya sudah di produksi pada tahun 2018 ini sudah ditonton 1,8 juta kali, disukai oleh 144 ribu dan subscriber chanel ini langsung melonjak pernah hari ini menjadi 6,4 ribu. Film pendek garapan Ravacana bekerja sama dengan dinas kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta ini telah beberapa kali ikut festival diantaranya : Winner piala maya tahun 2018 sebagai film pendek terpilih Official selection Jogja -Netpac Asian festival 2018 Official selection word cinema Amsterdam 2019 Film ini mengunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantarnya dengan dilengkapi teks berbahasa Indonesia.  Dan salah satu daya tariknya adalah dialog -dialog berbahasa Jawa yang sangat akrab bagi masyarakat Jawa. Terlebih bagi orang Jawa yang merantau, tentu dialog dalam film ini sedikit mengobati kangen kampung halaman.  Setting tempat dan suasana yang kental dengan nuansa...

Lembah Long Ba : Lelaki Berkalung Siung Harimau

Part 3. Lelaki Berkalung Siung Harimau Auuuugh… ! Aku ambruk tanpa sempat menggapai apapun untuk menahan berat badanku. Rasa sakit segera menjalar ketika tubuhku menimpa benda yang ada di bawahku. Sialnya malam begitu gulita benar. "Pak Tegar… . " Suara Simpai terdengar. Aku berusaha bangkit setelah sedikit menguasai keadaan. Rupanya meja yang kutabrak barusan. Mengapa berada tepat di depan pintu kamar, padahal tadinya kuletakkan dekat pintu keluar? "Kenapa mejanya jadi ada disini? " tanyaku pada Simpai. "Eh iya, maaf Pak. Saya geser meja biar tempat buat tidur jadi lebih luas. Juga biar gampang kalau harus keluar rumah, " jawab Simpai sambil menyalakan lentera. "Bapak ada yang luka? " "Sudah, nggak apa-apa. Geser sedikit ke samping pintu kan bisa, " jawabku lalu beranjak balik ke kamar. "Jangan lupa, matikan lagi lenteranya, takut jatuh dan jadi kebakaran. " Malam pun berlalu dengan tenang, tapi bukan tak terjadi apa - apa. ...

Sastra dan Pelajaran Favorit di Sekolah

Buku-buku sastra akan jadi bacaan di sekolah, demikian reaksi para pengiat literasi ketika membaca berita bahwa sastra akan masuk kurikulum. Dalam rangka mengimplementasikan kurikulum merdeka, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong pemanfaatan sastra sebagai sumber belajar. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Standar Badan Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Anindito Aditomo dalam peringatan Hari Buku Nasional 2024. Karya sastra akan menjadi salah satu sumber belajar yang diharapkan dapat meningkatkan minat baca, mendorong berpikir kritis, dan mengasah kreatifitas. Jadi kebayang kan novel-novel sastra jadi bacaan siswa di sekolah. Ikut senang dengar berita ini, meski tak luput dari kritik dan kekurangan sih. Baru-baru ini seorang Budayawan, Nirwan Dewanto membuat surat terbuka yang intinya keberatan dengan buku panduan sastra masuk kurikulum. Termasuk buku puisinya yang dijadikan rujukan, dan masuk daftar bacaan atau buku-buku yang direkomendasi...